Dampak Resesi Bagi Masyarakat, Mulai dari Susah Cari Pekerjaan, Inflasi Meningkat, Tetap Optimis
Dampak Resesi Bagi Masyarakat, Mulai dari Susah Cari Pekerjaan, Inflasi Meningkat, Tetap Optimis-Maike und Björn Bröskamp/pixabay-
REDAKSI.co.id – Resesi 2023 Hantui Pasar Global, Pengusaha Tidak Ketar-Ketir, Yakini Ekspor Tetap MeningkatAncaman Resesi pada tahun 2023 kini mengganggu ekonomi global.
Sementara itu, pengusaha tetap optimistis kinerja ekspor Indonesia tahun depan tidak tergerus oleh resesi yang mengancam.
Ia juga menjelaskan nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan periode tahun 2021, menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Ekspor periode September 2022 meningkat 20,28% dibandingkan September 2021.
Khairul mengatakan bahwa selama ini, sudah banyak permintaan produk ekspor dari Indonesia utuk mancanegara. Misalnya, Ethiopia meminta produk karet dari Indonesia dan dengan menekan kontrak besar.
"Sampai detik ini, produk karet misalnya cuma 3 kita malaysia dan thailand. Ethiopia minta semua jenis ban, mobil dan truk itu mereka minta ke kita. Barang apapun mereka mau," ujar Khairul.
Baca juga: WOW Nilai Tukar Rupiah Menguat Hingga Hampir 200 Poin, Dollar AS Rp 15.495
Baca juga: Harga Beras Murah? Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Buat Program Guna Kurangi Harga Beras Melonjak
Baca juga: Resesi 2023 Hantui Pasar Global, Pengusaha Tidak Ketar-Ketir, Yakini Ekspor Tetap Meningkat
Lebih lanjut, menurutnya, ekspor batu bara ke Indonesia akan besar, belum lagi energi.
Selain itu, banyak negara Eropa akan membutuhkan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi mereka pada akhir tahun.
Mengingat ketidakpastian perang antara Rusia dan Ukraina, sementara itu, hal tersebut diperkirakan akan berlanjut di tahun depan.
"Akhir tahun ini Eropa banyak gunakan batu bara maka tren akan meningkat," ungkap Khairul.
Senior Vice President Insurance Head Indonesia Eximbank, Marsinta Marpaung, menambahkan, memang ada sektor-sektor ekonomi yang pertumbuhan ekspornya belum optimal. Hal ini terjadi karena sektor tersebut belum sepenuhnya pulih dari dampak COVID-19.
Industri tersebut meliputi industri tekstil, pakaian jadi Sepatu. Namun, pertumbuhan di sektor ini masih ada, tetapi sangat sedikit, katanya.
"Memang tidak semua aman, dari dulu, bahkan sebelum COVID dan sekarang masih recovery. Memang ada beberapa industri yang kita bilang sembuhnya pelan pelan. Tekstil, garmen, sepatu, itu industri yang sembuhnya pelan pelan. Bukan berarti jelek proyeksinya. Tapi recovery lambat," ujar Marsinta dalam agenda yang sama.
Baca juga: WASPADA! Modus Penipuan Baru, Viral Soceng, Begini Tips Aman Terhindar dari Penipuan Soceng
Baca juga: Harga Beras Murah? Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Buat Program Guna Kurangi Harga Beras Melonjak
Marsinta mengatakan krisis harus diwaspadai semua orang, tapi bukan berarti kehilangan arah dan tetap optimisme, yang penting eksportir harus pintar-pintar mencari pembeli di luar negeri.
Eximbank Indonesia sendiri juga memberikan layanan pendampingan bagi eksportir yang ingin menjual produknya ke luar negeri.
"Memang ada krisis, its good untuk hati-hati. Tapi jangan takut semua. Dari sisi eksportir bagaimana kita pinter-pinter cari buyers-nya," ujar Marsinta.
Simak dampak resesi bagi masyarakat, ada pada halaman berikutnya,