Benarkah Ajakan Frugal Living Untuk Menghindari Kenaikan PPN 12% Bikin Ekomoni Indonesia Semakin Lesu?
toko-Kollinger-
Imbas pada Dunia Usaha
Selain mengurangi konsumsi rumah tangga, kenaikan PPN ini juga berpotensi menekan dunia usaha. Eko menjelaskan, penurunan daya beli akibat kenaikan tarif PPN akan berdampak langsung pada omzet para pelaku usaha.
"Jika di awal tahun dunia usaha sudah dihantam kenaikan PPN, proyeksi mereka terhadap omzet, target, dan rencana ke depan akan sangat tertekan," kata Eko.
Dunia usaha yang mengandalkan konsumsi masyarakat sebagai sumber utama pendapatan akan mengalami tekanan berat, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada barang-barang konsumsi sehari-hari.
Seruan Frugal Living di Media Sosial
Gagasan frugal living sebagai bentuk protes terhadap kenaikan PPN semakin ramai di media sosial. Warganet menggunakan platform seperti X (sebelumnya Twitter) untuk menggalang dukungan terhadap gerakan ini. Salah satu cuitan yang viral datang dari akun @uswahabibah yang mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam pengeluaran.
"Boikot pemerintah jalur frugal living struktural. Cermat dengan pengeluaran, beli di warung tetangga atau pasar dekat rumah, buat daftar barang-barang berpajak yang bisa dicari alternatifnya, minimalkan konsumsi," tulisnya pada Rabu (20/11/2024).
Ajakan lain datang dari akun @malesbangunaja, yang menyerukan agar masyarakat menunda pembelian barang-barang seperti handphone, motor, atau mobil baru selama satu tahun ke depan.
"Jangan lupa pakai semua subsidi, tidak usah gengsi dibilang miskin, itu dari duit kita juga kok. Kapan lagi boikot pemerintah sendiri," tulisnya.
Risiko dan Tantangan ke Depan