BI Siap Berikan Insentif Likuiditas untuk Mendukung Program 3 Juta Rumah Prabowo
uang - Mufid Majnun/unplash-
Estimasi Dana Program 3 Juta Rumah
Sementara itu, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon Napitupulu, mengungkapkan bahwa pelaksanaan program 3 juta rumah membutuhkan dana sekitar Rp360 triliun per tahun. Dengan jumlah sebesar itu, pembiayaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja dianggap tidak cukup.
“Diperlukan mekanisme pendanaan alternatif. Kami sudah mengusulkan beberapa skema pendanaan kepada Kementerian Perumahan dan Kementerian Keuangan,” ujar Nixon saat berbicara di Kompleks Parlemen Senayan pada 14 November 2024.
Menurut Nixon, perlu ada penyesuaian dalam skema subsidi untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran dan membuat cicilan lebih terjangkau. Hal ini terus dibahas bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Peran BTN dalam Mendukung Program Perumahan
Sebagai bank dengan pangsa pasar KPR terbesar di Indonesia, BTN telah berkontribusi membangun sekitar 200 ribu rumah per tahun selama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut Nixon, pembangunan tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp24 triliun per tahun.
“Tidak mungkin seluruh anggaran APBN hanya diarahkan ke sektor perumahan. Maka, kita harus mencari solusi pembiayaan yang lebih inovatif,” pungkasnya.
Melalui kombinasi insentif BI dan pendanaan alternatif yang diusulkan, diharapkan program ambisius ini dapat terwujud tanpa membebani anggaran negara secara berlebihan. Dukungan dari berbagai pihak pun menjadi kunci untuk mencapai target pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat Indonesia.